SIROH NABI 90
KISAH RASULULLAH ﷺ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Abdullah Bin Ubay
Semua keberhasilan Rasullullah صلى الله عليه وسلم itu membuat hati Abdullah bin Ubay berubah semakin sesak karena dengki.
“Jika ini dibiarkan, lenyap sudah impianku untuk menjadi pemimpin Madinah lagi seperti dulu!” demikian pikirnya.
“Aku harus mencari jalan untuk menjauhkan Muhammad dari umatnya.”
Abdullah bin Ubay mulai menyebarkan desas-desus,
“Mengapa Rasullullah صلى الله عليه وسلم memberi bagian harta rampasan kepada Utsman bin Affan? Padahal, Utsman tidak ikut ke Perang Badar! Ini pasti karena Utsman lebih dicintai dari kita semua!”
Namun para sahabat Rasullullah صلى الله عليه وسلم segera mendatangi Abdullah bin Ubay dan memberinya peringatan agar tidak menyebarkan desas-desus.
“Utsman sudah berkeras ingin pergi, tetapi Rasullullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan agar tinggal di rumah dan merawat Rukayah, putrinya yang sedang sakit! Jadi, sebenarnya Utsman juga berhak atas rampasan perang!” demikian kata beberapa sahabat.
Abdullah bin Ubay terdiam, tetapi ia pun mencari jalan lain. Kemudian disebarkannya desas-desus,
“Muhammad itu mengajarkan agar kita berpaling dari harta dunia, tapi sebenarnya harta tebusan yang banyak itu ia gunakan untuk makan dan minum enak serta memiliki perabotan rumah yang mewah layaknya Kaisar Persia!”
Sambil menebarkan desas desus itu Abdullah bin Ubay diam-diam mendatangi seorang wanita Anshor dan menyuruhnya memberikan permadani yang indah dan sangat mahal kepada Aisyah.
Tanpa ada rasa curiga, Aisyah yang masih muda dan lugu pun menerimanya dengan senang.
Ketika Rasullullah صلى الله عليه وسلم mendengar berita ini, beliau segera pulang dan menemui istrinya Aisyah yang sedang duduk-duduk di atas permadani yang mahal itu. Wajah Aisyah berseri-seri memiliki perabotan seindah itu.
“Aisyah, apa ini?” tanya Rasullullah صلى الله عليه وسلم
“Seorang wanita Anshor datang ke sini dan melihat tikarmu,” jawab Aisyah.
“Ia kemudian mengutus orang agar menyampaikan permadani ini kepadaku.”
Rasullullah صلى الله عليه وسلم menyuruh Aisyah untuk mengembalikan permadani itu. Kemudian beliau tidur di atas tikarnya yang biasa kembali.
Abdullah bin Ubay walaupun telah menyatakan diri sebagai Muslim dia tetap bersikap keras kepada Rasullullah صلى الله عليه وسلم dan menganggap Rasulullah tidak adil karena dianggap telah merampas kekuasaannya yang dipegangnya sebelum Rasullullah صلى الله عليه datang ke Madinah.
Abdullah bin Ubay pun selalu berusaha memalingkan manusia dari ajaran Islam.
Tidur di atas Tikar
Umar Bin Khattab bergegas mendatangi rumah Rasullullah صلى الله عليه وسلم. Ia ingin membuktikan bahwa desas-desus yang disebarkan orang tentang Rasullullah صلى الله عليه وسلم yang memiliki perabot mewah itu sama sekali tidak benar.
Ketika Umar sampai di rumah Rasullullah صلى الله عليه وسلم, sama sekali tidak dilihatnya perabot-perabot mewah yang didesas-desuskan itu. Rumah Rasullullah صلى الله عليه وسلم tetap seperti dulu, tidak ada sama sekali yang berubah.
Mengetahui Umar Bin Khattab datang, Rasullullah صلى الله عليه وسلم bangun dari atas tikarnya. Seketika itu, Umar melihat bekas-bekas tikar yang kasar membekas pada tubuh Rasullullah صلى الله عليه وسلم. Tidak kuat menahan haru akhirnya Umar menangis.
Rasullullah صلى الله عليه وسلم berpaling heran lalu beliau bertanya lembut,
“Ya Umar, Apa yang menyebabkan engkau menangis?”
“Bagaimana aku tidak akan meneteskan air mata jika aku melihat bekas-bekas tikar itu melekat pada tulang rusukmu. Hanya inilah harta kekayaanmu yang aku tahu. Sedangkan Kaisar Romawi dan Persia hidup dalam gelimangan harta benda.”
Rasullullah صلى الله عليه وسلم merasakan betul kesedihan Umar. Beliau lalu menghibur Umar dengan memberikan pelajaran bahwa nilai seseorang tidaklah ditentukan oleh harta kekayaan yang dimilikinya, tetapi tergantung pada kemampuannya untuk menyebarkan kebahagiaan kepada orang lain. Kebajikan akan membuat seseorang menjadi kekal. Orang yang terus-menerus melakukan kebaikan, akan menghasilkan buah kebaikan pula untuk selama-lamanya.
Sabda Rasullullah صلى الله عليه وسلم agar kita selalu bersyukur:
“Apabila di antara kamu sekalian melihat orang yang dianugerahi harta dan rupa, maka hendaklah ia melihat orang yang lebih rendah dari mereka, karena hal itu lebih pantas agar kamu tidak merasa kekurangan nikmat yang Allah berikan kepadamu.”
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
Bersambung…
Tulisan Lainnya
SIROH NABI 89
KISAH RASULULLAH ﷺ Zaid Ibnu Harits اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Tim itu kemudian kembali, Ketika itu Al Hari
SIROH NABI 88
KISAH RASULULLAH ﷺ Muhammad bin maslamah Rasullullah صلى الله عليه وسلم mengizinkan Muhammad bin Maslamah mengatakan apa saja yang ia ingin katakan kepada Ka’ab
SIROH NABI 87
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Perang Dzi Amar Peperangan ini merupakan operasi militer terb
SIROH NABI 86
KISAH RASULULLAH ﷺ Munafik yahudi اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Kemudian kaum muslimin mengepung mereka dengan
SIROH NABI 85
KISAH RASULULLAH ﷺ Adu domba Yahudi اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Mereka kemudian menangis dan saling berangku
SIROH NABI 84
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Umair bersyahadat Umar kemudian membawa masuk Umair kepada Ra
SIROH NABI 83
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Berbagai Operasi Militer Antara Badar dan UhudPerang Badar mer
SIROH NABI 82
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Kisah Menantu Rasulullah صلى الله عليه وسلم Sa
SIROH NABI 81
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Mekah terkejut Sementara itu keadaan sebaliknya menimpa Mekah
SIROH NABI 80
KISAH RASULULLAH ﷺ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد Masih dalam Perang Badar Kubra Peperangan Islam Pertama yang M